• Densus 88 Polri Berhasil Menangkap Jaringan Teroris di Aceh, LAKSI Beri Apresiasi

    Reporter: Admin
    Published: 27 Juli 2022
    A- A+



    JAKARTA –  Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri berhasil menangkap 13 tersangka tindak pidana terorisme di Provinsi Aceh, pada Jumat (22/7/22) lalu.

    Kali ini para tersangka itu terdiri atas dua jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI) dan dua orang diantaranya dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD). 

    Adapun 11 orang terduga teroris dari jaringan JI berhasil ditangkap di Aceh dan memiliki peran mulai dari menyediakan fasilitas, mengembangkan kemampuan hingga mengumpulkan sumber pendapatan dana terorisme. 

    Sementara itu 2 terduga teroris berasal dari jaringan JAD yang mana keduanya merupakan dalang dalam bom di Polrestabes Medan tahun 2019.

    Menyikapi keberhasilan Tim Densus 88 Antiteror Polri kali ini, Lembaga Advokasi Kajian Strategis Indonesia (LAKSI) menyatakan sangat mendukung dan memberikan apresiasi kepada pihak Polri.

    “Atas dasar itulah maka kami sebagai elemen masyarakat yang tergabung dalam organisasi masyarakat menyatakan sangat mendukung dan memberikan apresiasi atas keberhasilan dari Tim Densus 88,”ungkap Azmi Hidzaqi dalam Pers rilisnya Selasa (26/7/22).

    Azmi juga menyatakan salut atas kinerja tim Densus 88 Polri yang telah melakukan langkah yang efektif untuk mencegah terjadinya aksi terorisme dengan menangkap terduga kelompok terorisme di Aceh.

    Melalui rilis yang di bagikan di media online ini kordinator LAKSI Azmi Hidzaqi juga mengatakan bahwa tugas dari Densus 88 Antiteror diperkuat untuk mengamankan agenda Nasional dari ancaman terorisme.

    “Ini demi untuk melakukan penegakan hukum sebagai upaya pencegahan tindak pidana terhadap kelompok terorisme,”lanjut Azmi.

    Menurutnya radikalisme merupakan suatu ajaran, doktrin atau praktik paham yang berbahaya, serta dipahami sebagai aliran yang menghendaki pergantian dengan cara yang keras dan cepat. Beberapa karakter radikalisme terlihat dari sikap yang intoleran dan fanatik. 

    “Karakter lain yakni eksklusif, menjalani kehidupan sendiri dan menutup diri dari pemahaman yang lain dan selanjutnya  melakukan revolusioner, cenderung mendukung perubahan dan menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya,”tambah Azmi.

    Oleh karena itulah maka pihaknya mengimbau kepada mahasiswa, pelajar dan masyarakat umum untuk mewaspadai paham radikalisme dan terorisme. 

    “Dan saatnya kita memberikan edukasi kepada seluruh masyarakat agar dapat mewaspadai doktrin, ajaran serta ideologi radikalisme dan  terorisme agar tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan negara dan bangsa Indonesia,”pungkas Azmi menutup siaran tertulisnya. (red/dw-1)

    Subjects: